Langsung ke konten utama

PERAS TIGA PENYAIR KLASIK TIONGKOK

Sama Wang Wei lukis epigram langitbumi 
di udara dengan sinar matahari.

Sama Li Bai kayuh sampan tenggak arak
puja bulan lagukan To larung sajak.

Sama Du Fu petik bunga bahagia 
dari pohon miskin sengsara.

Tidak sama siapa tulis begitu saja 
sari sajak ketiganya. Keindahan 

dan kepiluan jalin menjalin
seturut jalan kaki tempuh hidup.

2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Mencintaimu

Aku mencintaimu, kekasih Aku mencintaimu Dengan seluruh keberadaanku Aku mencintaimu Dengan kejujuran orang dusun Karena aku di sini Di antara rumah-rumah  Yang saling menukar isi dapurnya Karena aku dinaungi mereka  Dari kejahatan musim Dan serbuan tipudaya kota Karena aku di sini Di antara pohon-pohon dan sungai Dari mana aku belajar lagi Tumbuh dengan tenang dan perlahan Mengalir Aku mencintaimu, kekasih Demi hidup yang bangkit dari sekaratnya Demi cahaya matamu yang bagaikan matari Dan hidupku sendiri seterusnya 20 Sept 2022.

SAJAK-SAJAK RENUNGAN

1. Hanya ketika suwung, memahami kenyataan terasa lebih mudah. Mempersiapkan perpisahan dengan segalanya, itu yang sulit. Namun jalan selalu terbuka bagi hati yang kuat dan bersih. Perpisahan adalah pintu pertemuan yang selalu lebih baik. Apakah yang tersisa dari diri yang penuh dengan isi dunia? Segalanya berubah bentuk begitu masuk ke dalam diri kita. Sebagian besar tidak untuk dimengerti. Hanya tersisa sebagian  kecil untuk dimengerti. Begitu kecil sehingga seperti tak berarti  sama sekali. Bahkan kemudian buyar menjadi kehampaan. Namun ketika kita memandangnya dengan mata yang lain, akan terlihat betapa hal itu adalah yang paling mudah untuk membuka ruang pemahaman dalam diri kita. Bahwa kekosongan menyimpan potensi keberadaan.  Kenyataan yang sebenarnya yang belum kita lihat. 2. Hujan pasti jatuh, dan akan tumbuh merimbun lagi rumput-rumput yang sempat kerontang dan layu.  Meski kemarau telah menginjak-injak dengan kejamnya, akar-akar bisa sabar bert...

MABUK

Apapun situasimu jangan mabuk Tapi aku tak bisa untuk tidak mabuk Hari ini aku gagal bertemu mereka  Dan aku mesti monolog lagi Di panggung yang sama Musti pakai topeng Biar dapat melihat orang lain Tanpa wajah sendiri terlihat Inilah mabuk itu Ketika punya kekasih tak lain diri sendiri Tapi mabuk karena urusan cinta sepihak Memang tak seheroik saat mabuk Akan kebenaran atau tuhan Jadi, di usia tiga enam bulan ini Aku akan kembali menjadi benar dan Kalau perlu menjadi tuhan Oh tidak, hantu Apa ini sebuah laut  Di mana aku mengapung dengan ketelanjanganku Saat palungpalung hasrat tuntas dikeruk Dan apa yang kuciptakan mampu menciptakan aku  Hari ini aku mabuk Pikiran berpusing seperti komidi putar Menjeritkan kecemasan tanpa sadar Namanya juga mabuk 2022.